Logo PPSDM LH
Hutan Kalimantan

Sistem Informasi dan Tata Kelola

Nilai Ekonomi Karbon
Sektor Kehutanan

Membangun Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon yang Inovatif, Terstandar, dan Operasional
untuk Sektor Kehutanan

Indonesia telah memperoleh pendanaan berbasis hasil (Results-Based Payment/RBP) sebesar USD 103,8 juta (sekitar Rp1,7 triliun) dari GCF untuk emisi 20,25 juta ton CO₂e yang berhasil dikurangi periode 2014–2016 Menteri Kehutanan memperkirakan potensi perdagangan karbon sektor kehutanan di 2025 mencapai 26,5 juta ton CO₂, dengan nilai transaksi antara Rp1,6 triliun hingga Rp3,2 triliun per tahun Pada skema awal, pelaku usaha hutan seperti PBPH dan Perhutanan Sosial memiliki potensi serapan dan harga berbeda—misalnya PBPH: 20–58 ton CO₂/ha (USD 5–10/ton), Perhutanan Sosial: hingga 100 ton CO₂/ha (EUR 30/ton)

Nilai Ekonomi Karbon Hutan

Sesuai Perpres 98 Tahun 2021, Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon mencakup 4 mekanisme:

  • Perdagangan Karbon (Perdagangan Emisi & Offset Emisi GRK)
  • Result-based Payment (RBP)
  • Pungutan atas karbon
  • Mekanisme lain sesuai dgn perkembangan iptek

# setidaknya dari sektor kehutanan, kita sudah ada Result-based Payment (RBP) / Result-Based Contribution (RBC), yang akan dibuka adalah Perdagangan karbon (baik pasar karbon domestik maupun internasional)

Indonesia Forest
Indonesia Forest Inventory

Inventory

724,11

Baseline

Latar Belakang

Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Sektor Kehutanan

Dalam menghadapi tantangan krisis iklim, sektor kehutanan Indonesia memegang peranan strategis sebagai kontributor utama pencapaian target penurunan emisi GRK nasional, yaitu 31,89% secara mandiri dan hingga 43,20% dengan dukungan internasional pada 2030 (Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2022). Untuk mewujudkan target tersebut, diperlukan pembiayaan yang besar melalui penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon (NEK). Pemanfaatan NEK menjadi strategi penting untuk mendorong peran aktor non-pemerintah (non-state actors) dan pasar dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan iklim yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.

Peta Pelaksanaan

Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Sektor Kehutanan

Capaian Target NDC

REDD+ Sektor Kehutanan Indonesia

Berikut adalah beberapa capaian NDC (Nationally Determined Contribution) khususnya di sektor kehutanan (FOLU/REDD+) di Indonesia

Pendanaan Berbasis Hasil (Results-Based Payment / RBP) dari REDD+

Green Climate Fund (GCF) telah memberikan pendanaan sebesar USD 103,8 juta berdasarkan keberhasilan penurunan emisi sebanyak ~20,25 juta tCO₂e pada periode 2014–2016, sebagai kontribusi terhadap target NDC sektor kehutanan.

Target Emisi Bersih (Net Sink)

Berdasarkan enhanced NDC dan FOLU Net Sink 2030 Operational Plan, Indonesia menargetkan sektor kehutanan mampu berkontribusi sebagai net sink, dengan proyeksi emisi menurun dari sekitar 647 Mt CO₂e pada 2010 menjadi 214 Mt CO₂e pada 2030, dan bahkan net negative (−15 Mt CO₂e) apabila didukung dengan bantuan internasional.

Tumpuan pada Perhutanan Sosial

Program Perhutanan Sosial yang mencakup 12,7 juta hektare dinilai memiliki potensi besar untuk mendukung pencapaian NDC. Akselerasi program ini, terutama di wilayah dengan risiko deforestasi tinggi, diperkirakan bisa berkontribusi hingga 34,6% dari target pengurangan emisi di sektor kehutanan.

Skema Perdagangan Karbon Kehutanan

Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan peluncuran perdagangan offset karbon dari sektor kehutanan melalui bursa karbon domestik. Targetnya: pada 2025 diperkirakan mencapai Rp 3,2 triliun (≈ USD 200 juta) per tahun, dan meningkat hingga Rp 97,9–258,7 triliun per tahun pada 2034. Langkah ini diharapkan mendukung pencapaian target NDC.

Berita Terkini

Berita Terkini REDD+ Sektor Kehutanan

Indonesia Mulai Susun Proposal Pendanaan Tahap Kedua dari GCF REDD+ RBP

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) di Jakarta (12/08/2025), secara resmi melaksanakan Kick-Off Meeting penyusunan Concept Note dan Funding Proposal untuk pendanaan dari Green Climate Fund (GCF) REDD+ Result-Based Payment (RBP) tahap kedua.

read more

Kemenhut Dorong Papua Jadi Champion FOLU Net Sink, Ekonomi Karbon Pengungkit Kesejahteraan dan Konservasi

Kementerian Kehutanan mendorong Papua menjadi provinsi percontohan implementasi Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030, agenda nasional untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan.

read more

Kemenhut: Program FOLU Bakal Dorong Transisi Ekonomi Hijau

Staf Ahli Menteri Kehutanan, Haruni Krisnawati, mengungkapkan bahwa program Forestry and Other Land Use (FOLU) akan mendorong transisi ekonomi hijau.

read more